Senin, 13 Juli 2020

Part 2 : Proses terbentuknya persepsi

Persepsi adalah terminologi yang berasal dari bahasa Latin perceptio atau percipio yang memiliki makna tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tetang lingkungan. Sementara itu, definisi persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknai dalam dua pengertian. Pertama, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Kedua, persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. 

Persepsi terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi melalui inderanya. Manusia umumnya dianugerahi lima macam indera, yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera penciuman (hidung), dan indera perasa (lidah). Masing-masing dari indera tersebut dapat memberikan informasi yang berbeda mengenai apa yang ada di lingkungan manusia. Hal ini akhirnya menimbulkan munculnya berbagai jenis persepsi yang dapat dibuat oleh manusia, berbagai macam persepsi tersebut diantaranya: 

1. Persepsi Visual
Persepsi visual dibuat oleh manusia melalui informasi yang diperoleh dari indera penglihatan, yakni mata. Penglihatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya. Mata merupakan indera yang paling awal berkembang pada bayi, karenanya manusia cenderung menggunakan mata untuk membuat persepsi dibandingkan dengan indera yang lain. 

2. Persepsi Auditori
Persepsi auditori didapatkan melalui indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali suara. Meskipun suara ditangkap dengan telinga, namun proses “mendengarkan” juga melibatkan berbagai syaraf dan otak. Makhluk hidup di dunia ini memiliki kemampuan mendengarkan suara pada amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia merupakan makhluk yang hanya bisa mendengarkan suara pada kekuatan 20 Hz sampai 20.000 Hz saja. Sementara spesies lain mungkin dapat mendengarakan suara pada range di bawah atau di atas frekuensi tersebut. 

3. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan melalui indera taktil yaitu kulit. Kulit merupakan bagian tubuh yang berada paling luar. Selain sebagai pelindung bagi organ-organ yang ada di dalam tubuh, kulit juga dilengkapi dengan bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan. 

4. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkap dan merasakan bau. Penciuman merupakan sebuah bentuk kemosensor, artinya zat kimia lah yang bertanggung jawab dalam proses penciumanan. Zat kimia mengaktifkan sistem olfaktori (penciuman) dalam konsentrasi kecil yang sering kita sebut dengan istilah bau. 

5. Persepsi Pengecapan
Persepsi pengecapan didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengegecapan merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Indera pengecapan terkait pada persepsi otak terhadap rasa. Pengecapan merupakan suatu bentuk kemoreseptor yang dapat merasakan empat sensasi pengecapan klasik, yakni manis, asin, masam, dan pahit. Namun belakangan ini ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambah kategori lain, yakni rasa gurih (umami) dan asam lemak.      

Proses pembentukan persepsi dapat dihasilkan melalui tiga langkah. Meskipun begitu, tiga langkah ini tidak saling terpisah, namun bersifat continue, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain. Ketiga langkah tersebut adalah: 

1. Terjadinya stimulasi alat indera (sensory stimulation)      
Pada tahap pertama, alat-alat indera kita distimulasi oleh rangsangan dari luar. Rangsangan dapat diterima oleh kelima alat indera kita secara bersamaan, mulai dari suara musik yang kita dengar, pemandangan alam yang kita lihat, rasa manis dari kue yang kita makan, aroma parfum orang yang kita cium, hingga keringat yang mengucur ketika cuaca panas. 

2. Pengaturan stimulasi terhadap alat indera                Di tahap kedua, rangsangan-rangsangan yang diterima oleh alat indera diatur. Meskipun kelima indera kita menerima stimulasi setiap detik, namun hanya hal-hal tertentu yang membuat kita tertarik untuk membuat persepsi atas stimulasi tersebut. Pada tahap inilah syaraf dan otak kita melakukan pengaturan atas jutaan stimulasi yang dirasakan oleh indera kita tersebut. 

3. Penafsiran – Evaluasi stimulasi alat indera
Langkah ketiga merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran dan evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, namun juga dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal pembentuk persepsi. 

Part 1 : Apakah yang dimaksud dengan persepsi?

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan 1. Faktor Eksternal.
Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : 

Fisiologis. 
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 

Perhatian. 
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

Minat. 
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

Kebutuhan yang searah. 
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

Pengalaman dan ingatan. 
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

Suasana hati. 
Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. 
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

Warna dari obyek-obyek.
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

Keunikan dan kekontrasan stimulus. 
Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

Intensitas dan kekuatan dari stimulus. 
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

Motion atau gerakan. 
Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Selasa, 26 Mei 2020

indonesiaterserah vs #indonesiajanganterserah

#indonesiaterserah vs #indonesiajanganterserah
#viruscovid-19 vs #virusgoblok
#kemanusian vs #kekecewaan

Ketika pandemi Covid-19 tidak bisa berakhir dan korban semakin banyak berjatuhan, masyarakat akan menyalahkan pemerintah, penyebar Covid -19 dan bahkan Tiongkok sebagai daerah asal dari Covid-19 itu sendiri.

Ini adalah situasi global, kita tidak bisa menyalahkan siapa² atas pandemi Covid-19 ini, yang bisa kita lakukan adalah kita menjaga diri kita sendiri dan orang² terdekat kita, keluarga, dan orang² yang kita sayangi.

Dengan #indonesiaterserah membuktikan bahwa masyarakat kita masih perlu diedukasi bahwa dampak dari penyebaran pandemi Corona-19 itu seperti jamur yang menularkan dari satu orang ke sepuluh, seratus, dan bahkan seribu orang.

#indonesiaterserah sebagai bentuk kekecewaan masyarakat yang sudah patuh terhadap protokol dengan tidak mudik, menjalankan PSBB,  karangtina mandiri, menggunakan masker, jaga kebersihan dan kesehatan pribadi.

#indonesiaterserah juga sebagai bentuk kekecewaan para tenaga kesehatan yang berada di garda depan, demi membantu menyelamatkan dan menyembuhkan penderita Covid-19, mereka sudah berkorban untuk tidak berkumpul bersama keluarga , karena mereka juga tidak ingin orang2 yang mereka sayangi juga ikut tertular.

#indonesiajanganterserah  membuktikan bahwa masih banyak masyarakat indonesia yang masih peduli dengan bangsa ini, peduli dengan keluarga dan keselamatan orang² yang di sayangi,

Ayuk kita bekerja sama, berdoa, dan tahu diri agar bisa melewati ujian kehidupan ini, paling tidak pikirkan keselamatan buat diri sendiri dulu. Pikirkan nyawa sendiri bukan kesenagan sesaat yang membawa maut.

Apa pakaian lebih pentingkah dari sembako?
Apa hiburan lebih pentingkah dari kesehatan?
Apa silahturahmi di media sosial mengurangi kesakralan pada hari raya?
Apa setiap hari raya harus memakai baju baru?
Dll..

Dilematis ketika semua cuek dan tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri dan orang lain, so biarkan saja seleksi alam yang bekerja.

Hilang harta masih kembali dengan di cari dan diusahakan.
Tapi
Hilang nyawa tidak akan bisa kembali lagi bagaimana pun caranya.

Tetap jaga kebersihan, tetap jaga kesehatan, dan tetap semangat.



Rabu, 29 April 2020

Apakah IQ, EQ, dan SQ itu?

Setiap orang memiliki 3 macam kecerdasan di dalam dirinya untuk menjalani hidup ini, hanya jarang ditemukan orang2 yang mungkin bisa menonjol di semua kecerdasan.

Biasanya yang mungkin bisa menonjol hanya 2 atau 1 kecerdasan saja. Entah itu hanya IQ, tanpa EQ dan SQ, hanya SQ dan EQ saja tanpa IQ, atau hanya IQ dan EQ tanpa adanya SQ.

Dalam menjalani hidup kita butuhkan ketiga kecerdasan itu untuk bisa dominan, dan seimbang, karena ketiga kecerdasan itu sangat penting, agar bisa menempatkan diri dan keadaan kapan harus mengunakan IQ, EQ dan SQ

Kecerdasan Intelektual atau Intelligence Quotient (IQ)

IQ merupakan adalah kemampuan individu dalam berpikir, mengolah, memahami gagasan, daya tangkap, dan bertindak terarah secara maksimal. IQ dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh seseorang. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ adalah usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. 

Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. 

Menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard, kecerdasan manusia dibagi dalam delapan kategori, yakni:
Kecerdasan linguistik (verbal-linguistic).
Kecerdasan matematik atau logika (logical-mathematical).
Kecerdasan spasial (visual-spatial).
Kecerdasan kinetik dan jasmani (bodily-kinesthetic).
Kecerdasan musikal (music-rhythmic and harmonic).
Kecerdasan interpersonal (interpersonal).
Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal).
Kecerdasan naturalis (naturalistic).

Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ)

EQ atau kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa manfaat memiliki kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual terhadap kesuksesan seseorang.

Menurut Howard Gardner (1983) ada beberapa pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni:
Mampu mengenali, menyadari dan mengelola emosi diri sendiri. 
Memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain.
Mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional.
Mampu menggunakan emosi diri dan lingkungan sekitarnya sebagai alat untuk memotivasi diri.
 
Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik akan menjadi pribadi menyenangkan dan kehadirannya lebih didambakan orang lain. Hal ini di karenankan kecerdasan emosional akan membuat seseorang punya rasa empati, cinta, motivasi, serta mampu menempatkan diri kapan harus sedih atau bahagia.

Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ)

Kecerdasan spiritual atau SQ adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan diri secara utuh melalui penerapan nilai-nilai positif, kemampuan SQ akan membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu.

Ciri utama dari kecerdasan spiritual ini dapat dilihat dari kesadaran individu untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Mereka dengan SQ yang baik juga memiliki tingkat kesadaran tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mengambil pelajaran berharga dari suatu kegagalan.

Kemudian, mereka mampu mewujudkan hidup seimbang sesuai visi-misi diri, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, hingga mengerti akan makna hidup yang sebenarnya.

....Dari berbagai sumber....

Minggu, 01 Maret 2020

Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. 

Kecerdasan Spiritual membantu seseorang untuk dapat menyadari kehidupan, pelajaran kehidupan, ujian kehidupan, dan berdamai dengan keadaan di hidupnya.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang lebih tinggi, yang mengaktifkan kemampuan diri yang ontentik (jiwa) , dalam bentuk kebijaksanaan, kasih , cinta , kreativitas , kedewasaan, dll. 

                                 SQ = P (IQ + EQ)
                           di mana P = kehadiran

Sebagai analisis kecerdasan spiritual, persamaan di atas berarti bahwa SQ sama dengan IQ dan EQ diperbesar oleh kekuatan kehadiran.

Dengan demikian kecerdasan spiritual dihasilkan ketika kecerdasan intelektual dan emosional dilakukan dalam keadaan kehadiran. 

Kecerdasan spiritual berkaitan erat dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. 

Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual dan emosional secara efektif.

Kecerdasan intelektual adalah sebuah kemampuan jiwa manusia untuk menjalankan fungsi logika dengan baik, atau yang kita sebut dengan rasional.

Sedangkan, kecerdasan emosional adalah kemampuan jiwa manusia untuk menjalankan fungsi perasaan dengan baik, sehingga dapat mengendalikan perasaan dalam setiap situasi dan kondisi. 

Kecerdasan spiritual akan hadir ketika kita mampu mengintegrasikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan baik.

Rabu, 12 Februari 2020

Black and White

Hitam dan putih
Warna dalam hidup manusia
Jalinan yang saling terkait
Terikat namun berbeda

Menusia memilih putih 
Untuk merubah sifat hitam
Memaksa hitam menuruti kehendak putih

Putih yang dipandang sempurna
Dicintai dan disukai oleh banyak orang
Tapi, seberapapun sempurnanya putih
Tetaplah tidak mampu menjadikan hitam
Sewarna dan seturut dengan keinginannya

Meski dijauhi, bukan berarti hitam itu di benci
Meski disukai, bukan berarti putih itu pilihan abadi
Setiap manusia di dunia 
Pasti punya warna hitam di sisi jiwa putihnya

Bahkan orang tersuci sekalipun 
Pasti pernah bertemu dengan
Sisi hitam di balik sisi putih dirinya

Begitupula sifat manusia 
Tidak dapat diubah dan digugat
Tidak dapat tergantikan 
Bahkan oleh putih yang sempurna 

Watak dan sifat manusia itu 
Untuk mencairkanya, tetaplah 
Warna itu di sebut hitam dan putih
Karena hitam adalah warna mutlak
Sama seperti putih

Itulah alasan mengapa hitam dan putih tidak pernah hilang dan terus ada di dalam kehidupan manusia

Selasa, 26 November 2019

Gangguan Kepribadian Psikopat

Sebelum melanjutkan jenjang S2 psikologi, aku sempat berencana untuk mengambil lanjutan kuliah jurusan Kriminolog, aku ingin mengetahui kenapa seseorang bisa menyakiti, membenci, dendam, iri, dll, apa yang membuat mereka bisa memunculkan perilaku tersebut,  sehingga tega untuk menghilangkan nyawa dan menyakiti  seseorang, aku ingin tahu perasaan dan pola pikir mereka, aku ingin tahu apa kah masih ada kebaikan di dalam diri mereka, waluapun mereka di lebel psikopat, pembunuh, pemerkosa, dan label² lainnya.

Satu hal yang pasti ketika seseorang memunculkan perilaku negatif ke arah agresi ada dua kemungkinan, pertama mereka punya luka batin, ini yang menimbulkan kebencian, dendam, dll atau mereka melakukan itu semua karena mekanisme pertahanan diri terhadap perubahan di dalam diri dan lingkungan.

Mungkin salah satunya adalah kasus pembunuhan serial dengan inisial "zodiac", tidak di ketahui siapa pelaku, dan motifnya, dan bahkan bermain teka teki dengan mengirimkan surat berisi simbol² kryptogram... 

Walaupun zodiac kasusnya tidak melegenda seperti jack the ripper,  karena Jack membunuh dengan sadis , menggambil organ dan memutilasi korbannya, sedang Zodiac membunuh hanya melukai korban dengan senjata, tapi persamaan keduanya adalah sama² tidak diketahui sampai sekarang siapa pelaku sebenarnya.....

Dalam kasus pembunuhan yang dilakukan Zodiac, setelah melakukan aksinya , zodiac selalu mengirimkan surat tulisan kryptogram, yang setelah di pecahkan bahwa dia mengakui  dialah pelaku dari semua pembunuhan itu....

Dari tahun 1969-1970, diketahui zodiac telah membunuh sebanyak 5 orang, dan mungkin masih banyak korban lainnya yang tidak terindentifikasi...

Salah satu surat yang berisi 450 simbol Kryptogram yang terpecahkan teltulis :

I LIKE KILLING PEOPLE BECAUSE IT IS SO MUCH FUN IT IS MORE FUN THAN KILLING WILD GAME IN THE FORREST BECAUSE MAN IS THE MOST DANGEROUE ANAMAL OF ALL TO KILL SOMETHING GIVES ME THE MOST THRILLING EXPERENCE IT IS EVEN BETTER THAN GETTING YOUR ROCKS OFF WITH A GIRL THE BEST PART OF IT IS THAE WHEN I DIE I WILL BE REBORN IN PARADICE AND THEI HAVE KILLED WILL BECOME MY SLAVES I WILL NOT GIVE YOU MY NAME BECAUSE YOU WILL TRY TO SLOI DOWN OR ATOP MY COLLECTIOG OF SLAVES FOR MY AFTERLIFE EBEORIETEMETHHPITI.

Dapat di katakan bahwa zodiac mengaku dia menyukai perilakunya dan menikmatinya, dari hal tersebut terlihat bahwa rata² pelaku pembunuhan serial, adalah orang² yang mengalami gangguan kepribadian psikopat, termasuk zodiac dan Jack. 


Psikopat sendiri dapat diartikan secara sederhana  yang bersumber dari Society for the Scientific Study of Psychopathy adalah Sbb:

Sebuah konstelasi sifat yang terdiri dari fitur afektif, fitur interpersonal, serta perilaku impulsif dan antisosial. 

Fitur afektif termasuk kurangnya rasa bersalah, empati, dan ikatan emosional yang mendalam dengan orang lain; fitur interpersonal termasuk narsisme dan pesona dangkal; dan impulsif dan perilaku antisosial termasuk ketidakjujuran, memanipulasi, dan pengambilan risiko yang ceroboh. 

Meskipun psikopat merupakan faktor risiko untuk agresi fisik, itu tidak berarti sama dengan itu. Berbeda dengan individu dengan gangguan psikotik, kebanyakan psikopat berhubungan dengan kenyataan dan tampaknya rasional...

Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan psikopat tetapi dapat menjadi kemungkinan berasal dari kombinasi faktor genetika, lingkungan dan interpersonal. Sebagai contoh, anak-anak psikopat lebih cenderung menjadi psikopat sendiri, menunjukkan pengaruh genetik.

 Selain itu, beberapa pengalaman awal kehidupan telah terbukti meningkatkan risiko menjadi seorang psikopat. Pola asuh yang buruk, pola asuh yang berfokus pada hukuman (bukan hadiah) dan pola asuh yang tidak konsisten tampaknya membantu menyebabkan sifat psikopat.

Faktor risiko tambahan untuk psikopati meliputi: Penyalahgunaan zat oleh orang tua, Perpisahan dari orang tua atau kurangnya keterlibatan orang tua, Kekerasan fisik atau kelalaian anak...

Tanda-tanda dan gejala-gejala psikopat menurut "scientific studies by Hare’s 20-item Psychopathy Checklist-Revised” sbb:

Pesona dan kebahagiaan yang dangkal, Rasa harga diri meningkat, Kebutuhan konstan untuk stimulasi, Berbohong secara patologis, Menipu orang lain; menjadi manipulatif, Kurangnya penyesalan atau rasa bersalah, Emosi dangkal, Sifat berkulit tebal; kurangnya empati,.Menggunakan orang lain (gaya hidup parasit), Kontrol perilaku yang buruk, Perilaku seksual bebas, Masalah perilaku di awal kehidupan,.Kurang realistis, tujuan jangka panjang, Menjadi impulsif, Tidak bertanggung jawab, Menyalahkan orang lain dan menolak untuk menerima tanggung jawab, Memiliki beberapa hubungan perkawinan, Kenakalan saat muda, Pencabutan pembebasan bersyarat, Tindak pidana di beberapa bidang (fleksibilitas kriminal...

Sekitar 1 - 2% populasi pria dan 0,3 - 0,7% populasi wanita di dunia diperkirakan adalah psikopat sejati. Dan kemungkinan setiap orang memiliki bibit untuk menjadi psikopat, tapi kembali lagi pada pengendalian diri, yang terikat dengan nilai², aturan bermasyarakat dan beragama, tergantung dari coping mekanismenya....

Sampai saat ini masih menjadi pro dan kontra apa kah psikoat dapat di sembuhkan atau tidaknya. Salah satu hal yang membuat mereka tidak bisa di sembuhkan adalah karena kenyamanan akan situasi dan kondisi mereka sebagai psikopat itu sendiri....

Yogyakarta 26 November 2019